Keraton Kacirebonan

Adat istiadat merupakan suatu tatanan aturan – aturan yang pertama ada dimasyarakat. Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannaya karena bersifat kekal dan sistemnya mengalami pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh menjadikan sangat kuat terhadap masyarakat yang merasa memilikinya. Di Cirebon terdapat banyak adat istiadat. Biasanya adat asli di suatu daerah ini menjadi salah satu kekayaan dan kearifan masyarakat lokal sebagai salah satu sisi yang menarik untuk diulik, dilihat dan dikenali. Adat istiadat  yang menjadi kebudayaan asli Cirebon saat ini, dipengaruhi oleh unsur islam yang kental. Salah satu adat istiadat yang kita akan bahas adalah adat iastiadat pernikahan Cirebon.
Pasrahan
Ritual pernikahan adat Cirebon ini biasanya dimulai dengan upacara pasrahan, yaitu utusan keluarga calon pengantin mempelai pria datang ke rumah calon pengantin mempelai wanita. Biasanya keluarga calon pengantin pria membawa barang hantaran berupa uang, makanan, hewanternak, palawija, pakaian dan lain sebagainya. Jenis juga jumlah barang yang dibawa disesuaikan dengan kemampuan dan kesempatan dari kedua belah pihak, karena dalam tadisi ini tidak ditetapkan atau tidak ditentukan harus membawa ini dan itu atau dalam jumlah sekian. Pada waktu berlangsung acara pasrahan, rombongan calon pengantin pria beserta orang tua, saudara – saudara dan kerabat disambut oleh pihak calon pengantin pria menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya.
Siraman
Tradisi siraman di Cirebon berbeda dengan daerah lainnya, karena biasanya siraman dilakukan antara calon mempelai pria dan wanita berbeda tempat namun di Cirebon disatu tempat atau di tempat yang sama. Oleh karena itu sebelum prosesi dimulai, pihak keluarga calon pengantin wanita melakukan ritual menjemput calon pengantin pria.
Malam Widodari
Malam sebelum acara upacara akad nikah dilangsungkan esok harinya, dirumah calon pengantin wanita berlangsung acara malam widodari. Pada acara malam Widodari, keluarga kedua belah pihak saling bertemu dan bersilaturahim. Sementara kedua calon pengantin tidak dipertemukan. Biasanya atau lazimnya calon mempelai pria berada diteras atau pendopo kediaman calon mempelai wanita. Sedangkan calon mempelai wanita berada di kamarnya, ditemani oleh sesepuh, orang yang dipercayai, atau kerabat dekat dengan maksud untuk memberi nasihat persiapan berumah tangga.
Dan esoknya dilakukan lah akad nikah. Masih ada adat setelah akad nikah dilangsungkan
Salam Temon
Prosesi menginjak telur yang dilakukan kedua mempelai setelah resmi menjadi sepasang suami – istri. Prosesi ini memiliki bahwa kedua mempelai telah siap membina mahligai rumah tangga dan memiliki keturunan.
Sawer atau Surak
Acara menaburkan uang receh bercampur dengan beras kuning dan kunyit. Prosesi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atau bahagia dari orang tua atas terlaksananya pernikahan putra – putrinya. Prosesi ini memiliki makna atau sebagai simbol harapan kedua mempelai agar senantiasa memperoleh rezeki dari Yang Maha Kuasa selama membina rumah tangga.
Pugpugan
Pugpugan merupakan daun kelapa yang sudah lapuk. Dalam prosesi ini orang tua mempelai wanita akan menaburi pugpugan ke kepala kedua mempelai. Prosesi ini menjadi lambang kesetiaan antara suami istri yang tak lekang oleh waktu hingga usia senja nanti (lapuk).
Saling Suap Nasi Ketan Kuning (Adep Adep Sekul)
Prosesi ini bermakna sebagai lambang kemantapan hati dan menyatukan hati suami istri untuk membina rumah tangga bahagia.
Sungkem
Prosesi sungkem biasanya suatu pencerminan rasa hormat dan terima kasih terhadap kedua orang tua yang telah membimbing dan memberi kasih sayangnya.
Mungkin hanya itu yang bisa dibahas tetapi masih banyak yang belum terbahas, masih banyak adat istiadat yang lain. Dengan tetap menghormati adat istiadat akan menyatukan generasi lama dan generasi penerus supaya teap berkesinambungan dan tetap harmonis. Menjaga adat istiadat berarti menghormati sesepuh.