Upacara Mudun Lemah, masih dilakukan dilingkungan Keraton(?)


Upacara Mudun Lemah Apakah masih dilakukan dilingkungan Keraton?

Selain tradisi upacara Panjang Jimat yang terkenal di Keraton Kacirebonan terdapat pula tradisi upacara Mudun Lemah yang  masih sangat-sangat dilestarikan dilingkungan keraton Kacirebonan. Dimana disana kita dapat melihat sebuah kurungan yang berada disamping kiri Prabayaksa. Didalam kurungan tersebut terdapat sebuah kursi dan tangga.

 "Lalu apa sih Upacara Mudun Lemah itu?"

Upacara mudun lemah sendiri adalah prosesi adat Cirebon yang dilakukan ketika anak berumur 7 bulan. Dimana upacara ini menggambarkan siklus kehidupan manusia, yaitu ketika anak pertama kali menginjakan kaki dibumi. Upacara ini menandakan masa awal orangtua dan keluarga melepas anaknya untuk berinteraksi dan mengenal dunia lebih dekat. Upacara ini juga punya makna kedekatan anak manusia kepada tanah airnya. Dengan menjalani kehidupan yang baik dan benar dibumi ini, maka kehidupan didunia ini akan terasa nyaman.

Upacara Mudun Lemah biasa berlangsung pada pagi atau siang hari di halaman rumah dan disaksikan oleh sesepuh, keluarga, tetangga, Kyai dan Juru Kidung. Kyai bertugas dalam memimpin doa dan Tolak Bala sementara Juru Kidung memulai upacaranya.

Sebelum seorang anak menjalani tradisi ini, ada beberapa hal yang perlu disiapkan oleh orangtua seperti kurungan ayam, anak tangga, tumpeng , ketan, dan lain- lain. Tidak lupa dengan  beberapa properti yang akan dipilih oleh sang anak nanti.

Dalam tradisi Mudun Lemah ada tahap-tahap yang harus dilalui oleh sang anak, seperti berikut ini: 

Tahap pertama, anak dituntun untuk berjalan maju dan menginjak ketan yang sudah disediakan. Hal ini Melambangkan agar sang anak dapat melewai berbagai rintangan dalam hidup ini. Selanjutnya sang anak akan dibimbing untuk menaiki tangga yang terbuat dari tebu wulung yang melambangkan agar sang anak dapat memperoleh kesuksesannya dimasa yang akan datang dengan setahap demi setahap.Turun dari tangga tebu sang anak akan dimasukkan kedalam sebuah kurungan yang sudah dihias dengan sangat indah. Makna dari dimasukannya sang anak kedalam kurungan itu adalah perlambang nak memasuki dunia nyata. Didalam kurungan terdapat berbagai benda yang nantinya akan dipilih oleh sang anak. Misal diletakan Al-Qur’an, uang, buku dan benda-benda bermanfaat lainnya agar nanti anak mengambil salah satunya dan benda yang ia ambil memiliki makna yang berbeda-beda. Selanjutnya kedua orangtuanya pun melakukan saweran , yaitu berupa uang logam yang dicapur dengan berbagai macam bunga. Dengan maksud si anak ketika dewasa dapat menjadi orang yang dermawan dan suka menolong orang lain. Lalu sang anak anak dimandikan dengan air siraman yang sudah dicampur bunga yang melambangkan agar sang anak  dapat mengharumkan nama baik keluarganya. Usai upacara sang anak dipakaikan pakaian yang bersih dan bagus yang melambangkan agar jalan kehidupannya baik.


Upacara Mudun Lemah ini sudah semakin jarang dilaksanakan oleh orang-orang diluar lingkungan keraton. Hanya mereka yang masih memegang tradisi yang sangat kuatlah yang dapat mempertahankannya. Sesaji pada Upacara Mudun Lemah ini sering dikatakan oleh orang awam sebagai  takhayul. Tapi balik lagi ke diri anda sendiri  apakah ingin melakukannya atau tidak. Namun walaupun begitu, nilai-nilai yang terkandung pada tradisi ini wajib ditanamkan oleh orangtua kepada sang anak. Agar sang anak dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi nusa, bangsa dan negara serta keluarganya. Serta menjadi generasi yang sukses di dunia maupun akhirat. Aamiin.



0 Response to "Upacara Mudun Lemah, masih dilakukan dilingkungan Keraton(?)"

Posting Komentar