PERADABAN ZAMAN DAHULU TAK BOLEH LEKANG OLEH WAKTU
Peradaban Keraton Kacirebonan tidak lepas oleh Keraton Kanoman. Peradaban memiliki banyak arti, pengertian peradaban selalu bermakna tingkat kemajuan sebuah kebudayaan suatu masyarakat yang dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan pendidikan. Sudah di bahas pada bagian sejarah bahwa Keraton Kacirebonan dibagi menjadi dua, yaitu Keraton Kanoman dengan Sultannya Sultan Anom V Pangeran Raja Abu Soleh Immadudin dan Keraton Kacirebonan dengan sultannya adalah Pangeran Raja Kanoman yang diberi gelar Sultan Kacirebonan I Sultan Cerbon Kacirebonan Amirul Mukminin. Bentuk pemerintahan adalah Monarki (Kesultanan). Pada masa awal menjabat Sultan Kacirebonan I tidak memiliki keraton beliau hidup sederhana dengan permaisurinya yaitu Ratu Raja Resminingpuri di Taman Sari Gua Sunyaragi dan selalu menolak untuk memerima uang pensiunanyang diberikan oleh Belanda. Setelah beliau meninggal barulah Ratu Raja Resminingpuri memutuskan untuk mendirikan Keraton Kacirebonan pada tahun 1814, dikarenakan ketika itu putranya pangeran Raja Madenda masih kecil, dan beliau memberanikan diri untuk menjadi wali sementara bagi putranya itu.Silsilah Sultan Kacirebonan
Sultan Kacirebonan I Sultan Carbon Kacirebonan Amirul Mukminin (bertahta 1808 – 1814 kurang lebih 6 tahun)
Sultan Kaciebonan II Pangeran Raja Madenda Hidayat (bertahta dari 1814 – 1851 kurang lebih 37 tahun)
Sultan Kacirebonan III Pangeran Raja Denda Wiijaya (bertahta dari 1851 – 10 Oktober 1914 kurang lebih 63 tahun)
Sultan Kacirebonan IV Pangeran Raja Madenda Partadiningrat (bertahta dari 9 November 1916 – 31 Juli 1931 kurang lebih 15 tahun)
Sultan Kacirebonan V Pangeran Raja Madenda Raharjadiningrat (bertahta dari 1 Maret 1933 – 24 Februari 1950 kurang lebih 17 tahun)
Sultan Kacirebonan VI Pangeran Raja Sidek Arjaningrat (bertahta dari 24 Februari 1950 – 14 Januari 1957 kurang lebih 7 tahun)
Sultan Kacirebonan VII Pangeran Raja Harkat Natadiningrat (bertahta dari 14 Januari 1957 – 14 Februari 1969 kurang lebih 12 tahun) ‘menggantiakan saudaranya yaitu Sultan Kacirebonan VI’
Sultan Kacirebonan VIII Pangeran Raja Moh Mulyono Amir Natadiningrat (bertahta dari 14 Februari 1969 – 8 November 1994
Sultan Kacirebonan IX Pangeran Raja Abdulgani Natadiningrat Dekarangga (bertahta dari 28 Mei - )
Banyak hal yang bisa diulik dari Keraton Kacirebonan ini mulai dari sejarah, budaya, tradisi juga adat istiadatnya, bahkan peradabannya. Peradabaan Keraton Kacirebonan terbentuk karena pecahnya Keraton Kanoman lalu mendirikan Keraton sendiri dan melakukan pemerintahannya sendiri walau terkadang diikut campuri oleh belanda namun Keraton Kacirebonan tetap tegar melawan rintangan – rintangan yang ada.
Keraton Kacirebonan ini memiliki banyak bangunan seperti bangunan induk yang setiap harinya dijadikan sebagai tempat tinggal sultan dan juga keluarga. Bangunan induk tersebut juga terdiri dari beberapa ruang yaitu ruang tidur, ruang kerja sultan, pecira, kamar jimat, prabayasa, dapur dan teras, ruang teras biasa nya berfungsi sebagai tempat tunggu bila prajurit rendahan ingin menghadap sultan. Bangunan Pasebahan, bangunan ini dibagi menjadi dua yaitu di bagian barat dan timur, berdenah persegi panjang. Atapnya berbentuk joglo dengan penutup genteng. Tajug (mushola) berada di sebelah barat bangunan induk.
Gedong ijo merupakan bangunan yang menghadap ke timur dan berdenah persegi panjang. Didalam riang dibagi menjadi tiga yakni, ruang utara dan ruang selatan yang ditempati oleh keluarga sultan sedangkan ruang tengah kosong.
Pringgowati yaitu ruang tengah yang terdapat benda – benda kebersaran keraton, berfungsi sebagai tempat istirahat sultan.
Pinangeran merupakan ruangan yang berfungsi sebagai tempat tinggal kerabat sultan dan tempat penyimpanan alat- alat perayaan muludan. Bangunan ini berada disebelah pringgowati.
Kaputran dan Kaputren merupakan tempat istirahat puta dan putri Keraton Kacirebonan.
Dengan kita mengetahui sebagaian peradaban setidak nya kita tahu bahwa peradaban terdahulu terlupakan oleh waktu.
0 Response to "PERADABAN KERATON KACIREBONAN"
Posting Komentar